Jawaban:
kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah yang dibakukan berupa pedoman ejaan, tata bahasa baku dan kamus umum, baik secara penulisan maupun pengucapan.
Jawaban:
Kata tidak baku adalah kosakata yang ejaan dan pelafalannya tidak sesuai dengan KBBI dan PUEBI. Biasanya, kosakata tidak baku berasal dari bahasa daerah atau dari kata baku dengan pelafalan yang tidak sesuai.
Contoh :
• Tidak dipengaruhi oleh dialek atau bahasa daerah :
Contoh : • ‘tengkurap’ (baku) dan ‘tengkurep’ (tidak baku);
• ‘bagus sekali’ (baku) dan ‘bagus pisan’ (tidak
baku).
• Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing :
Contoh : • ‘kamu’ (baku) dan ‘lo’ (tidak baku)
• ‘saya’ (baku) dan ‘ane’ (tidak baku).
• Bukan ragam bahasa percakapan:
Contoh : • ‘memang’ (baku) dan ‘emang’ (tidak baku)
• ‘bawakan’ (baku) dan ‘bawain’ (tidak baku).
• Penggunaan imbuhan diterapkan secara eksplisit :
Contoh : • ‘menangis’ (baku) dan ‘nangis’ (tidak baku)
• ‘menyetop’ (baku) dan ‘nyetop’ (tidak baku).
• Penggunaan kata atau frasa sesuai dengan konteks
kalimat :
Contoh : • ‘terbuat dari’ (baku) dan ‘terbuat’ (tidak baku)
• ‘sebanding dengan’ (baku) dan
‘sebanding’ (tidak baku).
• Tidak bermakna ganda atau rancu :
Contoh : • ‘menghemat’ (baku) dan ‘mempersingkat’ (tidak
baku).
• Tidak mengandung pleonasme atau penambahan kata
yang tidak perlu :
Contoh : • ‘turun’ (baku) dan ‘turun ke bawah’ (tidak baku)
• ‘terbaik’ (baku) dan ‘paling terbaik’ (tidak baku).
• Tidak hiperkorektif :
Contoh : • ‘musyawarah’ (baku) dengan ‘musawarah’ (tidak
baku)
• ‘surga’ (baku) dan ‘syurga’ (tidak baku).
Penjelasan:
Semoga Membantu :D